perhitungan nilai gizi makanan

menghitung nilai gizi makanan yang dimakan


soal:
1. Bapak Zain usia 49 tahun Tinggi Badan 160 cm, Berat Badan 58 Kg. Konsumsi Bapak Zain sebagai berikut:
1.      Beras 150 gram
2.      Roti Putih 50 gram
3.      Jus mix fruit:
ü  Apel 110 gram
ü  Pisang 150 gram
ü  Wortel 225 gram
ü  Pisang kepok 175 gram
ü  Strawberry 75 gram
4.      Telur ceplok 60 gram
5.      Tahu putih 120 gram
6.      Tempe 150 gram
7.      Sayur:
ü  Brokoli 125 gram
ü  Jamur tiram 125 gram
8.      Bandeng presto 150 gram
9.      Kerupuk udang 72 gram
10.  Sambel trasi 20 gram
11.  Labui siam 40 gram
Pertanyaan :
1.      Hitunglah total energy, protein, lemak, vitamin B1, vitamin C, kalium, kalsium, dan serat.
2.      Hitunglah mutu cerna konsumsi bapak Zain
3.      Hitunglah SAA bapak Zain
4.      Hitunglah RPE bapak Zain
5.      Hitunglah IMT bapak Zain
6.      Hitunglah AKE dan AKP
7.      Apakah yang dapat anda sarankan terhadap bapak Zain tersebut?
2. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara kecukupan gizi dan kebutuhan gizi?
3. Apakah dasar perhitungan kecukupan energy dan protein. Jelaskan!
4. Mengapa penilaian mutu pangan di dasarkan/ digunakan protein, jelaskan!
Jawaban:
1.      1. Tabel Total Energy, protein, Lemak, Vitamin B1, Vitamin C, Kalium, Kalsium dan serat
No
Nama Bahan makanan
Berat
(g)
Energi
(kkal)
Protein
(g)
Lemak
(g)
Vit.
B1
(mg)
Vit.
C
(mg)
Kalium
(mg)
Kalsium
(mg)
Serat
(mg)
1
Beras
150
540
10, 2
1, 05
0, 18
1, 5
-
9
-
2
Roti putih
50
124
4
0, 6
0, 5

-
5
-
3
Apel
110
76, 56
0, 396
0, 528
0,0528
6, 6
-
7, 92
-
4
Pisang
150
158,4
1,584
0,264
0,0792
13,3
-
9,24
-
5
Wortel
225
83,16
2,376
0,594
0,0792
11,88
-
77,22
-
6
Pisang Kepok
175
-
-
-
-
-
-
-
-
7
Strawberry
75
-
-
-
-
-
-
-
-
8
Telur ceplok
60
144
6,6
0
0,06
0
-
32,4
-
9
Tahu putih
120
81,6
9,36
5,52
0,072
0
-
148,8
-
10
Tempe
150
223,5
27,45
6
0,255
0
-
193,5
-
11
Brokoli
125
31,25
3
0,25
0,1375
86,25
-
27,5
-
12
Jamur tiram
125
-
-
-
-
-
-
-
-
13
Bandeng presto
150
444
25,65
30,45
0,21
0
-
2133
-
14
Kerupuk udang
72
12,24
0,504
0,9
0,0072
0
-
10,728
-
15
Sambal trasi
20
-
-
-
-
-
-
-
-
16
Labu siam
40
21, 12
0, 21
0,0352
0,007
6,336
-
4,928
-
Jumlah
1797
1939,83
91,33
46,1912
1,6399
125,86
0
2.659,23
0

1.      2. Mutu Cerna:
No
Jenis Pangan/ Makanan yang dikonsumsi
Konsumsi protein (g)
Mutu Cerna Teoritis
Konsumsi Mutu Cerna Bio- Assay
(1)
(2)
(3)
(4)
(3) x (4)
1
Beras
10, 2
90
918
2
Roti putih
4
96
384
3
Apel
0, 396
88
34, 848
4
Pisang
1,584
88
139, 392
5
Wortel
2,376
67
159, 192
6
Pisang kapok
-
67
67
7
Strawberry
-
67
67
8
Telur ceplok
6,6
100
660
9
Tahu putih
9,36
90
842, 4
10
Tempe
27,45
90
2470, 5
11
Brokoli
3
67
201
12
Jamur tiram
-
67
67
13
Bandeng presto
25,65
97
2488, 05
14
Kerupuk udang
0,504
97
48, 888
15
Sambel terasi
-
67
67
16
Labu siam
0, 21
67
14, 07
Juml;ah
91, 33
1.305
8. 628, 34
Mutu cerna teoritis (MC) =        
                                               = 94, 474



1.      3. SAA
NO
Jenis pangan/ makanan yang di konsumsi
Berat
(g)
Konsumsi
Protein
(g)
Konsumsi asam amino (AA)
Lysine
(mg)
Treonoin
(mg)
Triptofan
(mg)
Metionin + sistin (mg)
1
Beras
150
10, 2
314, 16
360, 06
89, 76
315
2
Roti putih
50
4
97, 2
115, 6
49, 2
147, 2
3
Apel
110
0, 396
52, 631
-
-
-
4
Pisang
150
1,584
210, 5
-
-
-
5
Wortel
225
2,376
71, 28
100,5
18, 55
42, 315
6
Pisang kapok
175
-
-
-
-
-
7
Strawberry
75
-
-
-
-
-
8
Telur ceplok
60
6,6
505, 56
310, 86
62, 7
236, 94
9
Tahu putih
120
9,36
655,2
383, 76
144, 14
257, 4
10
Tempe
150
27,45
1183,09
856, 44
260, 77
436, 455
11
Brokoli
125
3
-
-
-
-
12
Jamur tiram
125
-
-
-
-
-
13
Bandeng presto
150
25,65
1008, 04
1059, 34
2924,1
1372, 2
14
Kerupuk udang
72
0,504
12, 14
23, 23
11, 74
5, 342
15
Sambel terasi
20
-
-
-
-
-
16
Labu siam
40
0, 21
-
-
-
-
JUMLAH
1797
91, 33
4.109, 78
3. 210, 33
3. 560, 96
2. 812, 85
Konsumsi AA per gram protein (mg/ g)
44, 99
35, 15
38, 99
30, 79
Pola kecukupan Asam Amino Esensial (PKAE)
(mg/ g)
16
9
5
17
TKAE (Lysin) =               x 100
= 2 81
TKAE (Treonin)          =               x 100
= 3 90
TKAE  (Triptofan)      =               x100
= 779
TKAE  (Metionin + sistin)      =               x 100
= 181
1.      4. RPE
RPE     =
RPE     =
            =  = 17, 026

1.      5. IMT
IMT =
IMT =
IMT =
IMT = 2, 26
1.      6. AKE dan AKP=
Diketahui =      Berat Badan= 58 Kg
                        Tinggi Badan= 160 m
                        Umur = 49 Tahun                   
EMB   = 16, 0 X BB + 462
            = 16, 0 X 58 + 462
            = 1390

AKE    = EMBX AKF X FK
            = 16, 0 X 1, 67 X 1, 55
            = 41, 416 kkal

AKP    = 0, 80 g/ Kg x  B/ hr
            = 0, 80 x 58
            = 46, 4

1.7. Saran untuk Bapak Zain, tingkatkanlah mengkonsumsi makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi.
2. Persamaan Dan Perbedaan kecukupan gizi dan kebutuhan energi   
PERSAMAAN
Kecukupan Gizi dan Kebutuhan Gizi biasanya disusun untuk kelompok umur dan berat badan tertentu menurut jenis kelamin.

PERBEDAAN
Kecukupan Gizi
Kebutuhan Gizi
Kecukupan gizi (recommended dietary allowances) adalah jumlah masing- masing zat gizi yang sebaiknya di penuhi seseorang agar hampir semua orang (sekitar 975% populasi) hidup sehat
Kebutuhan gizi (nutrient requerements) adalah, banyaknya zat gizi minimal yang di perlukan oleh seseorang agar hidup sehat

3.Dasar perhitungan kecukupan energy dan protein
Dasar perhitungan kebutuhan Energi
Angka kecukupan energy (AKE) pada WNPG VIII ini bagi orang dewasa di dasarkan pada oxford equation, yang merupakan hasil meta analysis untuk estimasi energy basal metabolism (EBM)  berdasarkan berat badan. Oxford equation lebih sesuai karena dalam sampelnya termasuk populasi Asia yang postur tubuhnya mirip dengan populasi Indonesia. Disamping study yang dilakukan di Malaysia dan Filipina juga menunjukan bahwa Schofield Equation yang di gunakan FAO/ WHO (1985) overestimate sekitar 10 – 15 % tergantung usia dan jenis kelamin (Noor. 2002; FNRI, 2003). Tingkat kegiatan di adopsi dari review kajian di Filipina(FNRI, 2003) juga dilakukan koreksi umur bagi orang dewasa setelah usia 30 tahun 5% pada usia  30- 64 tahun dan 10 % pada usia > 65 tahun.
Tingkat kegiatan fisik (TKF) dalam perhitungan bagi orang dewasa adalah pada tingkat kegiatan ringan. Faktor tingkat kegiatan fisik yang di gunakan menggunakan hasil berbagai penelitian guzman et al. yang di review oleh FNRI (2003), yaitu 1, 58 dan 1, 45 masing- masing b babbagi b
Bagi pria dan wanita kegiatan ringan; 1, 67 dan 1, 55 bagi pria dan wanita kegiatan sedang dan 1, 88, dan 1, 75 bagi pria dan wanita kegiatan berat. Angka ini sedikit lebih rendah di banding factor tingkat kegiatan FAO/ WHO (1985) terutama untuk wanita. Untuk AKE pria dan wanita dewasa, tingkat kegiatan di anggap sedang
Dasar perhitungan kecukupan protein
Hasil estimasi kecukupan protein (AKP). Pola kebutuhan protein (EAR) per kg BB/ hari meningkat pesat sampai akhir usia remaja, kemudian konstan pada usia remaja dan dewasa, yakni 0,66 g/ Kg BB/ hari. Khusus untuk orang dewasa menggunakan data hasil meta analisis (IOM, 2002). AKP bagi orang dewasa didasarkan pada rata- rata kebutuhan protein orang dewasa (yang berbeda menurut umur dan jenis kelamin) dikalikan dengan berat badan, ditambah dengan sejumlah safe level (24%) (2x cv) = 24 %). Kebutuhan protein (EAR protein) per kilogram berat badan menggunakan review penelitian oleh ti IOM (2002), yang tidak berbeda dengan temuan di Filipina dan puslitbang gizi Bogor (0, 75 g/ Kg BB). Hanya saja temuan di Bogor tidak mencangkup kelompok usia dewasa yang luas. Cara yang sama juga dilakukan pada kelompok usia lainnya. Koreksi mutu protein di dasarkan pada kenyataan bahwa pangan hewani hanya berkontribusi sekitar 4% terhadap total energy, artinya mutu protein makanan penduduk Indonesia masih rendah, sehingga diasumsikan mutunya 85%, sehingga melahirkan factor koreksi 1, 17 yang dibulatkan menjadi 1,2.
4. Mengapa penilaian mutu pangan didasarkan/ digunakan protein? Jelaskan
            Pada dasarnya pengertian penilaian mutu pangan lebih di titik beratkan pada nilai pemanfaatan pangan yang dikonsumsi oleh tubuh. Pada umumnya penilaian mutu gizi konsumsi pangan dalam arti pemanfaatannya oleh tubuh sering sering di hampiri/ di dekati dengan penilaian pemanfaatan protein dari pangan yang di konsumsi oleh tubuh, yang biasanya di sebut dengan penilaian mutu protein. Anggaran ini didasari oleh beberapa pertimbangan, antara lain:
ü  Protein sebagai salah satu zat gizi makro yang berasal dari beragam pangan mempunyai daya manfaat yang beragam bagi tubuh. Pada umumnya daya manfaat protein nabati lebih rendah disbanding protein hewani. Hal ini tidak terjadi pada energi.
ü  Pangan yang kaya akan protein, terutama pangan hewani mengandung berbagai mineral yang di butuhkan tubuh dan tersedia dalam keadaan yang mudah diserap dan di manfaatkan oleh tubuh.
ü  Pangan yang kaya akan protein biasanya juga mengandung lemak yang relative tinggi dan terasa gurih (enak), sehingga umumnya mempunyai nilai organoleptik/ inderawi yang baik terutama pangan hewani

Comments

Popular Posts